PILOT JORDAN DITAWAN |
Sinopsis
Pemuda-pemuda yang dipaksa mengikut telunjuk Amerika Syarikat melalui pemerintah negara mereka yang telah diikat dibelenggu tengkuk-tengkuk ketua-ketua mereka oleh dajal, apabila tertangkap sahaja oleh pejuang-pejuang Daulah Islamiyah akan menerima risiko yang ditanggung oleh diri sendiri atau tiada ampunan bagimu.
Sewajarnya apabila tentera-tentera yang ditawan oleh pihak lawan pemerintah mereka wajar berusaha membebaskannya dengan kadar segera, terutamanya yang bersekongkol dengan ketua penceroboh kerana hukumannya amat berat.
Mintalah bantuan membayar ratusan jutaan dolar dari ketua penceroboh bagi membebaskan golongan dungu-dungu itu. Jika tiada bantuan dinasihatkan kepada pemuda-pemuda dungu-dungu, berubahlah menjadi pemuda-pemuda cerdik seperti pejuang-pejuang Khilafah Islamiyah. Bangkitlah sebagi manusia merdeka jangan mengikut telunjuk yang akan membinasakan diri, bangsa dan negara.
Berikut adalah senario yang berlaku kepada pemuda dungu dan dirasainya ketika disoalsiasat oleh pejuang-pejuang Daulah Islamiyah:
PENANGKAPAN PILOT SALIBIS
Pemuda-pemuda yang dipaksa mengikut telunjuk Amerika Syarikat melalui pemerintah negara mereka yang telah diikat dibelenggu tengkuk-tengkuk ketua-ketua mereka oleh dajal, apabila tertangkap sahaja oleh pejuang-pejuang Daulah Islamiyah akan menerima risiko yang ditanggung oleh diri sendiri atau tiada ampunan bagimu.
Sewajarnya apabila tentera-tentera yang ditawan oleh pihak lawan pemerintah mereka wajar berusaha membebaskannya dengan kadar segera, terutamanya yang bersekongkol dengan ketua penceroboh kerana hukumannya amat berat.
Mintalah bantuan membayar ratusan jutaan dolar dari ketua penceroboh bagi membebaskan golongan dungu-dungu itu. Jika tiada bantuan dinasihatkan kepada pemuda-pemuda dungu-dungu, berubahlah menjadi pemuda-pemuda cerdik seperti pejuang-pejuang Khilafah Islamiyah. Bangkitlah sebagi manusia merdeka jangan mengikut telunjuk yang akan membinasakan diri, bangsa dan negara.
Berikut adalah senario yang berlaku kepada pemuda dungu dan dirasainya ketika disoalsiasat oleh pejuang-pejuang Daulah Islamiyah:
PENANGKAPAN PILOT SALIBIS
Pada hari Rabu, 2 Rabi’ul Awwal
1436, seorang pilot murtad yang menerbangkan pesawat aliansi salibis ditangkap
oleh Daulah Islam setelah pesawatnya ditembak jatuh oleh rudal anti-pesawat
pencari panas. Keberhasilan menghantam sasaran yang diikuti oleh hancurnya
pesawat adalah atas izin Allah. Segala puji dan syukur hanya kepada-Nya. Rezim
Yordania mengakui adanya pesawat mereka tertembak jatuh, yang hanya disanggah
oleh Amerika yang mengkhawatirkan sekutu-sekutu mereka menghentikan
keikutsertaan mereka dalam serangan udara. Mereka khawatir sekutu-sekutu mereka
akan merasa malu jika tentara mereka juga berakhir di tangan Daulah Islam. Ayah
dan ibunya kemudian memohon agar dia dibebaskan, mengklaim bahwa ia adalah
“Muslim yang mukhlis”, tidak menyadari bahwa ia sebenarnya seorang murtad
pembunuh, disebabkan tugas militernya untuk thaghut Yordania dan
keikutsertaannya dalam perang salib yang telah membunuh banyak Muslim.
Berikut ini adalah wawancara
dengan orang murtad tersebut.
DABIQ: Katakan siapa dirimu.
Siapa namamu? Dari mana asalmu? Berapa usiamu?
MURTAD: Namaku Mu’adz Shafi Yusuf
Al-Kasasibah. Saya berkewarganegaraan Yordania, dari Al-Karak. Saya dilahirkan
pada tahun 1988. Usia saya 26 tahun.
DABIQ: Apa posisimu di dalam
angkatan udara murtad? Sejak kapan kamu mulai melakukan pekerjaan kufur ini?
MURTAD: Saya seorang pilot
berpangkat letnan satu. Saya lulus dari Akademi Angkatan Udara Raja Hussein
pada tahun 2009. Saya meneruskan pelatihan saya hingga menjadi seorang pilot
operasional pada tahun 2012 dengan skwadron pertama di Pangkalan Udara Muwaffaq
As-Salthi.
DABIQ: Katakan kepada kami
mengenai penerbangan yang menyebabkan kamu tertangkap secara memalukan pada
hari Rabu.
MURTAD: Kami diberitahu tentang
misi pada hari itu pada pukul 4 p.m. Tugas kami dalam misi itu adalah sebagai
penyapu dan melindungi pesawat-pesawat jet striker. Kami menyapu areal untuk
menghancurkan setiap senjata anti-pesawat di tanah dan memberikan perlindungan
jika ada pesawat musuh yang muncul. Kemudian jet-jet striker yang dilengkapi
rudal laser kendali datang untuk melaksanakan tugas mereka dalam misi tersebut.
Kami lepas landas menuju Irak dari Pangkalan Udara Muwaffaq As-Salthi – di kota
Al-Azraq di Provinsi Zarqa’ – pada pukul 06.15 a.m. Kami mengisi bahan bakar
udara pada pukul 07.55, lalu datang ke ruang tunggu di mana kami bertemu dengan
sekelompok tentara yang terdiri dari pasukan F15 Saudi, F16 Emirat Arab, dan
F16 Maroko. Kami memasuki wilayah Ar-Raqqah untuk menyapu areal, lalu jet-jet
striker masuk untuk memulai penyerangan. Pesawatku terkena rudal pencari panas.
Aku mendengar dan merasa terkena tembakan. Pilot Yordania dalam misi itu –
pilot letnan satu Saddam Mardini – mengontakku dari sebuah jet yang ikut ambil
bagian dan mengatakan kepadaku bahwa aku tertembak dan api keluar dari pipa
perecik bagian belakang mesin pesawat. Aku memeriksa sistem monitor yang
menunjukkan bahwa mesin rusak dan terbakar. Pesawat mulai menyimpang dari jalur
terbang normal, maka aku meloncat
keluar. Aku mendarat di Sungai Furat (Eufrat) dengan menggunakan parasut dan
pantatku terantuk di suatu tempat di tanah, membuatku tidak bergerak, sampai
aku ditangkap oleh tentara Daulah Islam.
DABIQ: Rezim-rezim Arab murtad
mana saja yang ikut ambil bagian bersamamu dalam melakukan serangan udara
salibis?
MURTAD: Yordania dengan F16,
Emirat Arat dengan F16 yang di-upgrade dilengkapi bom-bom laser kendali, Arab
Saudi dengan F15 yang dilengkapi bom-bom laser kendali, Kuwait dengan pesawat
berkemampuan mengisi bahan bakar di udara, Bahrain dengan F16, Maroko dengan
F16 yang di-upgrade, Qatar, dan Oman.
DABIQ: Pangkalan-pangkalan udara
apa saja yang dipergunakan oleh negara-negara murtad dalam perang salib ini?
MURTAD: Pesawat-pesawat jet Yordania
berangkat dari Yordania. Pesawat-pesawat jet negara-negara Teluk secara umum
berangkat dari Kuwait , Arab
Saudi, dan Bahrain .
Selain itu juga, terdapat beberapa bandara yang dirancang untuk pendaratan
darurat: Bandara Azraq di Yordania, Bandara ‘Ar’ar di Arab Saudi, Bandara
Internasional Baghdad, dan sebuah bandara di sebuah kota di Turki – saya lupa namanya – kira-kira
100 kilometer dari perbatasan Suriah.
DABIQ: Dan para salibis, mereka
mempergunakan pangkalan mana saja?
MURTAD: Beberapa pesawat jet Amerika
dan Perancis berangkat dari Pangkalan Udara Pangeran Hassan dan Pangkalan Udara
Muwaffaq As-Salthi. Beberapa pesawat jet Amerika berangkat dari Turki.
DABIQ: Bagaimana misi-misi udara
terkoordinasikan?
MURTAD: Terdapat sejumlah
pangkalan Amerika di Qatar di mana misi direncanakan, target diputuskan, dan
tugas dibagi-bagi. Mereka membuat rencana bagi setiap negara yang ikut
mendukung sehari sebelumnya. Kelompok-kelompok yang ikut serta diberitahu
tentang tugas mereka pada pukul 04.00 keesokan harinya. Amerika mempergunakan
sniper udara, satelit, mata-mata, dan drone, berangkat dari negara-negara Teluk
untuk menentukan dan mempelajari target. Kami diberi peta udara dan foto
target.
DABIQ: Apakah kamu pernah bertemu
dengan tentara salib Amerika?
MURTAD: Tentu saja. Terdapat
sekitar 200 orang Amerika di Pangkalan Udara Muwaffaq As-Salthi. Di antara
mereka, terdapat sekita 16 pilot AS, salah satunya wanita, sedang sisa dari 200
orang itu adalah teknisi, insinyur, dan peran-peran pendukung lainnya. Orang-orang
Amerika terkadang menikmati makan malam bersama kami dan makan mansaf, di mana
mereka memakannya banyak sekali. Pembicaraan mereka isinya tidak mengenai
operasi secara detail, karena itu adalah persoalan rahasia dan keamanan.
DABIQ: Apakah ada pilot AS yang
terbunuh ketika tengah melakukan misi?
MURTAD: Pada awal Desember, salah
seorang dari mereka berangkat dari Pangkalan Udara Muwaffaq As-Salthi dengan
arah menuju Irak di mana banyak jet-jet koalisi berkumpul di tengah udara untuk
membentuk skwadron penyerangan. Dia diikuti oleh jet kedua berangkat dengan
arah yang sama. Roda pesawat tidak dapat ditarik masuk setelah lepas landas.
Pilot tersebut meminta jet pertama untuk mundur ke arahnya dan memeriksa
kerusakan. Pilot pertama memberitahu
bahwa ada masalah dengan roda pesawat. Ada
kabut tebal dan salah satu jet mengalami tabrakan di Yordania. Pilot tersebut
mati dalam kecelakaan ini.
DABIQ: Apakah anda pernah melihat
video-video keluaran Daulah Islam?
MURTAD: Tidak, saya belum pernah.
DABIQ: Kami pastikan para sipir
akan memberikan anda kesempatan untuk melihat
(video) “Walaupun Orang-orang
Kafir Membencinya.” Tahukah anda apa yang akan dilakukan Daulah Islam terhadap
anda?
MURTAD: Ya… Mereka akan membunuh
saya…
No comments:
Post a Comment