Wednesday, 7 January 2015

PILOT JORDAN DITAWAN



PILOT JORDAN DITAWAN
Sinopsis

Pemuda-pemuda yang dipaksa mengikut telunjuk Amerika Syarikat melalui pemerintah negara mereka yang telah diikat dibelenggu tengkuk-tengkuk ketua-ketua mereka oleh dajal, apabila tertangkap sahaja oleh pejuang-pejuang Daulah Islamiyah  akan menerima risiko yang ditanggung oleh diri sendiri atau tiada ampunan bagimu

Sewajarnya apabila tentera-tentera yang ditawan oleh pihak lawan pemerintah mereka wajar berusaha membebaskannya dengan kadar segera, terutamanya yang bersekongkol dengan ketua penceroboh kerana hukumannya amat berat.  

Mintalah bantuan membayar ratusan jutaan dolar dari ketua penceroboh bagi membebaskan golongan dungu-dungu itu. Jika tiada bantuan dinasihatkan kepada pemuda-pemuda dungu-dungu, berubahlah menjadi pemuda-pemuda cerdik seperti pejuang-pejuang Khilafah Islamiyah. Bangkitlah sebagi manusia merdeka jangan mengikut telunjuk yang akan membinasakan diri, bangsa dan negara.

Berikut adalah senario yang berlaku kepada pemuda dungu dan dirasainya ketika disoalsiasat oleh pejuang-pejuang Daulah Islamiyah:



PENANGKAPAN PILOT SALIBIS

Pada hari Rabu, 2 Rabi’ul Awwal 1436, seorang pilot murtad yang menerbangkan pesawat aliansi salibis ditangkap oleh Daulah Islam setelah pesawatnya ditembak jatuh oleh rudal anti-pesawat pencari panas. Keberhasilan menghantam sasaran yang diikuti oleh hancurnya pesawat adalah atas izin Allah. Segala puji dan syukur hanya kepada-Nya. Rezim Yordania mengakui adanya pesawat mereka tertembak jatuh, yang hanya disanggah oleh Amerika yang mengkhawatirkan sekutu-sekutu mereka menghentikan keikutsertaan mereka dalam serangan udara. Mereka khawatir sekutu-sekutu mereka akan merasa malu jika tentara mereka juga berakhir di tangan Daulah Islam. Ayah dan ibunya kemudian memohon agar dia dibebaskan, mengklaim bahwa ia adalah “Muslim yang mukhlis”, tidak menyadari bahwa ia sebenarnya seorang murtad pembunuh, disebabkan tugas militernya untuk thaghut Yordania dan keikutsertaannya dalam perang salib yang telah membunuh banyak Muslim.

Berikut ini adalah wawancara dengan orang murtad tersebut.

DABIQ: Katakan siapa dirimu. Siapa namamu? Dari mana asalmu? Berapa usiamu?

MURTAD: Namaku Mu’adz Shafi Yusuf Al-Kasasibah. Saya berkewarganegaraan Yordania, dari Al-Karak. Saya dilahirkan pada tahun 1988. Usia saya 26 tahun.

DABIQ: Apa posisimu di dalam angkatan udara murtad? Sejak kapan kamu mulai melakukan pekerjaan kufur ini?

MURTAD: Saya seorang pilot berpangkat letnan satu. Saya lulus dari Akademi Angkatan Udara Raja Hussein pada tahun 2009. Saya meneruskan pelatihan saya hingga menjadi seorang pilot operasional pada tahun 2012 dengan skwadron pertama di Pangkalan Udara Muwaffaq As-Salthi.

DABIQ: Katakan kepada kami mengenai penerbangan yang menyebabkan kamu tertangkap secara memalukan pada hari Rabu.

MURTAD: Kami diberitahu tentang misi pada hari itu pada pukul 4 p.m. Tugas kami dalam misi itu adalah sebagai penyapu dan melindungi pesawat-pesawat jet striker. Kami menyapu areal untuk menghancurkan setiap senjata anti-pesawat di tanah dan memberikan perlindungan jika ada pesawat musuh yang muncul. Kemudian jet-jet striker yang dilengkapi rudal laser kendali datang untuk melaksanakan tugas mereka dalam misi tersebut. Kami lepas landas menuju Irak dari Pangkalan Udara Muwaffaq As-Salthi – di kota Al-Azraq di Provinsi Zarqa’ – pada pukul 06.15 a.m. Kami mengisi bahan bakar udara pada pukul 07.55, lalu datang ke ruang tunggu di mana kami bertemu dengan sekelompok tentara yang terdiri dari pasukan F15 Saudi, F16 Emirat Arab, dan F16 Maroko. Kami memasuki wilayah Ar-Raqqah untuk menyapu areal, lalu jet-jet striker masuk untuk memulai penyerangan. Pesawatku terkena rudal pencari panas. Aku mendengar dan merasa terkena tembakan. Pilot Yordania dalam misi itu – pilot letnan satu Saddam Mardini – mengontakku dari sebuah jet yang ikut ambil bagian dan mengatakan kepadaku bahwa aku tertembak dan api keluar dari pipa perecik bagian belakang mesin pesawat. Aku memeriksa sistem monitor yang menunjukkan bahwa mesin rusak dan terbakar. Pesawat mulai menyimpang dari jalur terbang normal,  maka aku meloncat keluar. Aku mendarat di Sungai Furat (Eufrat) dengan menggunakan parasut dan pantatku terantuk di suatu tempat di tanah, membuatku tidak bergerak, sampai aku ditangkap oleh tentara Daulah Islam.

DABIQ: Rezim-rezim Arab murtad mana saja yang ikut ambil bagian bersamamu dalam melakukan serangan udara salibis?

MURTAD: Yordania dengan F16, Emirat Arat dengan F16 yang di-upgrade dilengkapi bom-bom laser kendali, Arab Saudi dengan F15 yang dilengkapi bom-bom laser kendali, Kuwait dengan pesawat berkemampuan mengisi bahan bakar di udara, Bahrain dengan F16, Maroko dengan F16 yang di-upgrade, Qatar, dan Oman.

DABIQ: Pangkalan-pangkalan udara apa saja yang dipergunakan oleh negara-negara murtad dalam perang salib ini?

MURTAD: Pesawat-pesawat jet Yordania berangkat dari Yordania. Pesawat-pesawat jet negara-negara Teluk secara umum berangkat dari Kuwait, Arab Saudi, dan Bahrain. Selain itu juga, terdapat beberapa bandara yang dirancang untuk pendaratan darurat: Bandara Azraq di Yordania, Bandara ‘Ar’ar di Arab Saudi, Bandara Internasional Baghdad, dan sebuah bandara di sebuah kota di Turki – saya lupa namanya – kira-kira 100 kilometer dari perbatasan Suriah.

DABIQ: Dan para salibis, mereka mempergunakan pangkalan mana saja?

MURTAD: Beberapa pesawat jet Amerika dan Perancis berangkat dari Pangkalan Udara Pangeran Hassan dan Pangkalan Udara Muwaffaq As-Salthi. Beberapa pesawat jet Amerika berangkat dari Turki.

DABIQ: Bagaimana misi-misi udara terkoordinasikan?

MURTAD: Terdapat sejumlah pangkalan Amerika di Qatar di mana misi direncanakan, target diputuskan, dan tugas dibagi-bagi. Mereka membuat rencana bagi setiap negara yang ikut mendukung sehari sebelumnya. Kelompok-kelompok yang ikut serta diberitahu tentang tugas mereka pada pukul 04.00 keesokan harinya. Amerika mempergunakan sniper udara, satelit, mata-mata, dan drone, berangkat dari negara-negara Teluk untuk menentukan dan mempelajari target. Kami diberi peta udara dan foto target.

DABIQ: Apakah kamu pernah bertemu dengan tentara salib Amerika?

MURTAD: Tentu saja. Terdapat sekitar 200 orang Amerika di Pangkalan Udara Muwaffaq As-Salthi. Di antara mereka, terdapat sekita 16 pilot AS, salah satunya wanita, sedang sisa dari 200 orang itu adalah teknisi, insinyur, dan peran-peran pendukung lainnya. Orang-orang Amerika terkadang menikmati makan malam bersama kami dan makan mansaf, di mana mereka memakannya banyak sekali. Pembicaraan mereka isinya tidak mengenai operasi secara detail, karena itu adalah persoalan rahasia dan keamanan.

DABIQ: Apakah ada pilot AS yang terbunuh ketika tengah melakukan misi?

MURTAD: Pada awal Desember, salah seorang dari mereka berangkat dari Pangkalan Udara Muwaffaq As-Salthi dengan arah menuju Irak di mana banyak jet-jet koalisi berkumpul di tengah udara untuk membentuk skwadron penyerangan. Dia diikuti oleh jet kedua berangkat dengan arah yang sama. Roda pesawat tidak dapat ditarik masuk setelah lepas landas. Pilot tersebut meminta jet pertama untuk mundur ke arahnya dan memeriksa kerusakan.  Pilot pertama memberitahu bahwa ada masalah dengan roda pesawat. Ada kabut tebal dan salah satu jet mengalami tabrakan di Yordania. Pilot tersebut mati dalam kecelakaan ini.

DABIQ: Apakah anda pernah melihat video-video keluaran Daulah Islam?

MURTAD: Tidak, saya belum pernah.

DABIQ: Kami pastikan para sipir akan memberikan anda kesempatan untuk melihat
(video) “Walaupun Orang-orang Kafir Membencinya.” Tahukah anda apa yang akan dilakukan Daulah Islam terhadap anda?

MURTAD: Ya… Mereka akan membunuh saya…










 






No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Rasulullah s.a.w. bersabda, maksudnya: “Hikmat itu barang kepunyaan mukmin yang hilang, di mana didapatinya, maka dia yang berhak atasnya.” ( H. R. Imam At-Tirmizi )