Noam Chomsky: Perancis dan Barat
Adalah Simbol Kemunafikan Kebebasan Berbicara
POSTED BY:
ADMIN - 6:17 PM
+ResistNews
Blog - Noam Chomsky, kritikus politik dan ahli bahasa dari AS, mengecam model
“kebebasan berbicara” ala Barat yang cenderung menunjukkan wajah munafik
setelah serangan mematikan terhadap majalah Charlie Hebdo.
Penilaian
timpang oleh Barat tentang pembunuhan wartawan dinilai Chomsky sebagai hal yang
munafik karena hanya berlaku dalam kasus tertentu saja.
“Di seluruh
dunia, pembunuhan wartawan kerap terjadi namun hanya beberapa saja yang
mendapat perhatian,” ujar Chomsky. “Mengapa pembunuhan 12 wartawan di kantor
Charlie Hebdo terus mendapat perhatian yang amat besar dan luas.”
Dalam
sebuah artikel yang dimuat oleh CNN, Senin (19/1), Chomsky mengatakan tahun
1999 rudal NATO telah menghantam televisi Serbia dan 16 jurnalis tewas. Namun
kemunafikan media Barat terlihat dengan tidak ada aksi solidaritas sedikitpun,
karena NATO dan AS menganggapnya corong propaganda Slobodal Milosevic.
Sementara
itu Zionis Israel
telah jelas terbukti membunuh banyak wartawan di Jalur Gaza pada musim panas
2014 namun Barat hanya bungkam. “Sebagian besar terbunuh di dalam kendaraan
yang bertuliskan press saat itu. Namun tidak ada yang meratapi pembunuhan
mereka,” tulis Chomsky.
Seluruh
wartawan itu, yang tewas dari Serbia
sampai ke Palestina, juga memperjuangkan kebebasan berbicara dan kebebasan
menyampaikan fakta namun media Barat tetap munafik.
Jadi,
mengapa orang harus meratapi kematian wartawan Charlie Hebdo padahal merekalah
yang telah memulai memantik emosi umat Islam. Chomski juga menganggap
pemerintah Prancis telah terlibat dalam pelanggaran sistematis terkait
kebebasan berbicara.
Menurut
Chomsky, UU Gayssot membuat Prancis secara legal mengusir orang-orang Roma dan
membiarkan pengungsi Afrika hidup dalam kondisi menyedihkan, seraya tak henti
mendukung Zionis di Israel.
“UU itu
mengesampingkan kenyataan sejarah dan memperlihatkan bukti kemunafikan Prancis
dan Barat dalam kebebasan berbicara,” demikian ungkap Chomsky. [lasdipo/
+ResistNews Blog ]
No comments:
Post a Comment